MALANG, KOMPAS.com - Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta ( BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) Stephanus Paulus Lumintang mengajak nasabah untuk selalu waspada terhadap penipuan berkedok investasi yang marak terjadi.Agen Bandar Q
Menurut dia, perdagangan berjangka komoditi ke depan akan jadi alternatif investasi yang menarik. Untuk itu, agar masyarakat yang tertarik harus tidak mudah tertipu.
"Caranya, jangan buru-buru jadi investor. Anda harus mempelajari apa itu investasi dan apa risiko-risikoya," kata dia.
Selanjutnya, jika sudah paham, pelajari investasi yang diinginkan, dan cari tahu apakah jenisnya tersebut sah atau tidak. Juga cek keabsahan pialang berjangka yang ingin dituju ke regulator yakni Bappebti.
"Tahap selanjutnya adalah simulasi atau demo perdagangan. Anda bisa datang ke BBJ saban minggu, free of charge, dan disana juga disediakan ruang diskusi," lanjut Paulus.
Nah, jika sudah paham simulasi perdagangan, langkah selanjutnya adalah melakukannya. Namun disarankan agar tidak tergiur dengan iming-iming penghasilan besar.
" Investasi di bursa berjangka perlu kedewasaan finansial dan pengelolaan risiko yang tepat. Alih-alih jadi kaya, malah bisa jatuh miskin nantinya jika tidak cermat," lanjut dia.
Di BBJ, memulai investasi ini rata-rata perlu modal besar. Modal terkecil yakni di kontrak emas berkala, yakni minimum investasi mulai Rp 250.000. Namun Paulus mengingatkan, beda komoditas akan beda pula nilainya.
Di BBJ ada dua transaksi yakni transaksi komoditas dan sistem perdagangan alternatif (SPA) yakni foreign exchange (forex).
Paulus mengatakan pihaknya lebih mendorong perdagangan komoditas terlebih dahulu sebelum investor lanjut ke perdagangan mata uang.
"Jika sudah berpengalaman di komoditas tidak ada salahnya mencoba SPA, karena SPA lebih berisiko," lanjut dia.
Kurang Diminati?
Paulus menepis anggapan bahwa bursa berjangka kurang diminati investor ketimbang bursa saham. Pasalnya, ada dua bursa yang menyelenggarakan perdagangan berjangka komoditas di Indonesia, yakni BBJ dan ICDX.
"Bukan karena susah, tapi karena kurangnya pemahaman. Sebab ritme di dalam bursa berjangka itu berubah terus tidak bisa jadi patokan," kata dia.
Misalnya saja, fluktuatif harga dari waktu ke waktu sangat cepat sekali sehingga nasabah yang tidak memantau akan keteteran. Contohnya, harga emas yang dipengaruhi oleh nilai tukar dan perekonomian dunia. Jadi nasabah untuk satu komoditas harus memantau berbagai macam sisi.
Paulus tidak menampik jika adanya persepsi masyarakat yang takut dengan investasi berjangka, karena banyaknya penipuan atau investasi bodong.
Saat ini, pialag ilegal sangat mudah menggaet nasabah sebab modal yang dikeluarkan juga sedikit. Sementara untuk jadi pialang resmi ada aturan informasi SITNA (sistem informasi transaksi nasabah), menggunakan sistem Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Dengan sistem SITNA ini nasabah bisa memantau transaksinya.
Hal lain, yakni dari sisi aturan. Banyak investor juga enggan menaruh investasi di bursa berjangka karena banyaknya aturan yang harus dipatuhi.Domino 99
Hal ini dilakukan agar bursa berjangka tidak menjadi sarana pencucian uang atau money laundering.