Setiap orang yang berinvestasi pasti mengharapkan keuntungan. Mereka tidak mengharapkan hanya sekadar balik modal, apalagi sampai mengalami kerugian. Keuntungan yang diharapkan juga harus melebihi tingkat inflasi berjalan, sehingga terdapat selisih yang signifikan antara modal dengan return of investment alias ROI atau pengembalian hasil investasi.
Namun pada kenyataannya tidak sedikit investor yang alih-alih mendapatkan ROI positif atau keuntungan, malah mengalami kerugian. Penyebabnya banyak, dan setiap orang berbeda-beda. Namun, selain dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi yang memangvolatile, kerugian dalam investasi bisa disebabkan oleh faktor individu investor sendiri.
Untuk menghindari dari kerugian investasi akibat diri sendiri, simak strategi cerdik dalam berinvestasi berikut ini, yang diungkap oleh PT Schroders Investment Management Indonesia berikut ini
Namun pada kenyataannya tidak sedikit investor yang alih-alih mendapatkan ROI positif atau keuntungan, malah mengalami kerugian. Penyebabnya banyak, dan setiap orang berbeda-beda. Namun, selain dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi yang memangvolatile, kerugian dalam investasi bisa disebabkan oleh faktor individu investor sendiri.
Untuk menghindari dari kerugian investasi akibat diri sendiri, simak strategi cerdik dalam berinvestasi berikut ini, yang diungkap oleh PT Schroders Investment Management Indonesia berikut ini
Tahu tujuan investasi.Investasi sejatinya adalah kendaraan Anda untuk meraih suatu cita-cita. Untuk itu Anda wajib menetapkan tujuan berinvestasi terlebih dahulu. Setelah menetapkan tujuan, baru Anda dapat mengetahui jenis-jenis investasi apa yang cocok buat tujuan tersebut. Karena investasi untuk yujuan jangka pendek. Menengah, dan panjang juga berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Artinya, kalau Anda meletakkan investasi jangka panjang untuk tujuan jangka pendek, sama saja Anda melakukan bunuh diri karena tidak akan tepat, bahkan investasi Anda bakal hilang.
Tetapkan hasil realistis.Punya mimpi boleh saja, namun tetap harus realistis. Maksudnya, kalau usia Anda 35, dan Anda berharap mempunyai uang Rp1 miliar pada usia 50 alias 15 tahun lagi, namun investasi bulanan Anda hanya Rp300 ribu, tentu itu tidak masuk akal. Anda harus cermat berhitung secara realistis.
Investasi sistematis. Berinvestasi sebaiknya tidak dilakukan secara iseng-iseng. Seriuslah dengan investasi Anda, dengan memiliki sebuah sistem. Misalnya, rutin berinvestasi Rp1 juta setiap bulan, dan tentukan pembagiannya hendak ke mana saja.
Mengenal dan tahu perusahaan dan produk yang diinvestasikan. Kalau ada seorang teman datang ke rumah Anda, lalu meminta uang Rp5 juta untuk investasi, akankah Anda serta merta memberikan? Tentu tidak. Anda akan menanyakan apa investasinya, di mana, bagaimana dan sebagainya. Demikian juga bila Anda memutuskan berinvestasi di sektor keuangan. Anda wajib tahu perusahaan dan produknya. Tujuannya terkait strategi investasi. Misal, saham perusahaan consumer goods pasti akan meningkat menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, sebaliknya, saham korporasi akan turun menjelang pemilu.
Diversifikasi portfolio investasi.Jangan meletakkan semua telur di satu keranjang. Anda pasti sering sekali mendengar hal ini. Tetapi, sudahkah Anda lakukan? Meletakkan semua telur di satu keranjang membuat telur-telur Anda rentan ketika keranjang tersebut jatuh. Kalau telur itu disebar ke sejumlah keranjang, ketika keranjang A jatuh, masih ada keranjang B atau C yang masih utuh.
Monitor portfolio. Investasi bukanlah deposito atau tabungan. Artinya, jangan bersikap, ‘investasi lalu lupakan’. Anda harus terus melakukan monitoring terhadap kondisi investasi Anda. Bagi Anda yang berinvestasi saham, tentu harus dipantau setiap hari karena pergerakannya berlangsung setiap hari. Kalau reksadana, tidak perlu setiap hari, tetapi bisa seminggu atau sebulan sekali. Jangan lupa juga untuk memantau berita-berita makro ekonomi yang cenderung memengaruhi investasi di sektor keuangan.
Lakukan rebalancing. Ini adalah kegiatan memindahkan investasi ke instrumen investasi yang lebih baik pada suatu waktu, atau ketika suatu investasi sudah tidak sesuai dengan tujuan Anda. Untuk itu Anda bisa berkonsultasi dengan perencana keuangan atau manajer investasi. Yang harus dicamkan, jangan melakukan rebalancing investasi hanya berdasarkan desas desus tidak jelas dari keponakan, adik, kakak, sepupu, dan sebagainya.
Jangka waktu panjang. Investasi reksadana adalah salah satu jenis investasi yang paling mudah dan murah yang bisa dijadikan investasi andalan. Namun yang harus diingat adalah investasi reksadana tidak bisa berlangsung dalam waktu pendek. Maksudnya, berbeda dengan instrumen saham yang bisa melakukan aksi profit taking dalam hitungan hari, jam, bahkan detik, reksadana merupakan investasi yang mengandalkan akumulasi. Semakin panjang jangka waktu, semakin kelihatan hasilnya.