JAKARTA - Mengandalkan modal hasil gadai beberapa perangkat elektronik miliknya, Andini Triani Putri memberanikan diri membuka usaha baju tidur atau Piyama dengan mengusung brand Pajamasngehits. Bukan tergolong usaha jenis baru dan mengandalkan bahan sprei untuk membuat piyama miliknya, membuat Andini harus menghadapi tantangan berat. Situs Judi Online
"Pas awal-awalnya memang berat, sampai menggadaikan ini itu, karena saking inginnya buka usaha. Ditambah harus cari tukang jahit yang sesuai, sampai akhirnya kita siap produksi," kata Andin kepada SINDOnews.
Dia menambahkan usaha yang dirintisnya sejak 2015 itu, sempat sulit meyakinkan konsumen karena takut bahan yang digunakan kasar dan tidak sesuai karena dipakai untuk sprei. Namun Ia akhirnya mendapatkan kepercayaan pelanggan dengan memakai motif yang dipilih yakni jenis tabut (kecil-kecil) agar lebih bagus diaplikasikan.
"Saya jujur sudah mencobanya, ini diawali dari ibu mertua saya yang selalu membuat baju-baju tidur kecil dari sisa bahan sprei untuk anak saya. Awalnya underestimate karena takut tidak nyaman di badan. Tapi ternyata setelah dicuci berulang kali bahan tersebut makin nyaman dan justru karena basicly bahan untuk sprei jadi seratnya padar dan tidak mudah robek," ungkapnya.
Awalnya juga banyak yang sangsi, namun lama-lama makin banyak orang yang menjual produk dan membeli produk yang sama sampai akhirnya pabrik bahan tersebut mengeluarkan katalog bahan tersebut yang menjelaskam bahwa bahan itu multifungsi dan bisa dijadikan apa saja, salah satunya adalah jadi piyama.
"Selain itu jahitan kita juga tidak seperti jahitan kodian atau kasaran pada umumnya. Sehingga piyama kita termasuk home made premium," ungkap ibu satu anak ini.
Dengan modal awal hanya Rp8 juta, kini merek Pajamasngehits mulai dikenal banyak orang hingga mampu meraup omzet hingga puluhan juta per hari. Bahkan Andin menerangkan tahun lalu keuntungan perhari bisa mencapai Rp10 juta karena masih minimnya pesaing.
"Namun musim lebaran sekarang omzet kita bener-benar turun. Mungkin perhari paling besar penjualan hanya 2 juta/hari, itu pun tidak setiap hari. Normalnya Rp500-1 juta/hari," kisahnya.
Namun dia tetap optimis, tahun depan akan bisa mengembangkan produknya lebih baik lagi. Apalagi, pangsa pasarnya sudah ditarget untuk kalangan yang suka menggunakan piyama. "Saya maklum tidak semua orang aware untuk memakai piyama karena penduduk Indonesia masih kental dengan baju tidur dasternya," terang dia.
"Kami memiliki target market yakni remaja sampai ibu-ibu muda. Dan kami optimis usaha ini akan maju, dengan harga mulai dari Rp75 ribu sampai dengan Rp250 ribu, kami yakin bisnis ini akan berkembang," ungkapnya.
Lebih lanjut dia pun mengungkapkan mimpinya agar bisnis Pajamasngehits bisa menembus mall-mall besar. Memang tidak mudah, namun bukan juga hal yang mustahil. "Semua bisa dicapai dengan kerja keras dan usaha. Yang paling penting berdoa dan selalu optimis," lanjut Andini.
Sementara untuk para pengusaha pemula yang ingin membuka usaha, Ia tidak pelit untuk berbagi kiat-kiat mengembangkan usaha. Menurutnya yang harus diperhatikan adalah soal pengeluaran budget yang tidak boleh setengah-setengah
"Jujur sih, kalau mau usaha ya jangan pelit-pelit keluarin budget promosi. Lakukan inovasi, lebih baik usahanya berawal dari hal yang kita sukai atau hobby sehingga ketika turun omzet kita tetap happy karena yang kita jalankan adalah hobby yang menguntungkan. Tidak harus selalu langsung bagus dan wah yang penting berjalan dulu. Jangan cepat menyerah, itu yang terpenting," pungkasnya. BANDAR POKER ONLINE