Buka usaha itu bukan untuk sekadar mendapatkan profit, lho
Tidak sulit untuk membuktikan minimnya jumlah pengusaha di Indonesia. Kamu bisa mencari tahu profesi setiap temanmu yang sudah bekerja. Kemungkinan besar hanya segelintir dari mereka yang berprofesi sebagai wirausaha dan sebagian besar merupakan pegawai kantoran.
Dilansir dari Kompas, jumlah pengusaha di Indonesia saat ini hanya sebanyak 1,65 persen dari total populasinya. Bayangkan, populasi masyarakat Indonesia saat ini telah mencapai 250 juta jiwa. Jika presentase pengusaha Indonesia adalah 1,65 persen, berarti kita hanya memiliki sekitar empat juta orang pengusaha saja. Angka ini juga ternyata masih di bawah standar yang ditetapkan, di mana untuk sebuah negara berkembang, presentase pengusaha harus mencakup setidaknya dua persen dari jumlah total populasi negara tersebut, seperti yang dilansir dari The Jakarta Post. Bahkan Malaysia yang merupakan negara tetangga dan sesama negara berkembang seperti Indonesia, memiliki jumlah pengusaha sebanyak lima persen dari jumlah populasinya. Selisih yang cukup besar tentunya.
Lantas, mengapa angka tersebut begitu mengkhawatirkan? Memang apa pentingnya berwirausaha?
Berwirausaha sama dengan membentuk lapangan kerja baru. Hal ini tentunya baik untuk perekonomian karena meningkatkan persaingan dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan pemerintah melalui pajak. Dengan kata lain, berwirausaha turut berkontribusi dalam pembangunan negara.
Bayangkan, di bulan Januari kemarin, melalui data yang diperoleh dari Trading Economics, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 5,50 persen, atau sekitar tujuh juta jiwa. Angka ini merupakan angka pengangguran tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Brunei Darussalam. Ditambah dengan dua juta jiwa masyarakat Indonesia yang terjun ke lapangan kerja setiap tahunnya, tentu menjadi tantangan besar untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang banyak. Maka dari itu, kebutuhan untuk meningkatkan lapangan kerja melalui wirausaha tidak bisa dihindari.
Pentingnya wirausaha terhadap pertumbuhan ekonomi tidak luput dari peran generasi muda.
Menciptakan lapangan kerja memang menjadi tugas semua generasi. Namun, generasi muda ternyata memiliki posisi yang paling krusial dalam hal ini. Mengapa?
Tanpa disadari, cepat atau lambat perekonomian akan mengalami regenerasi, terutama dari segi tenaga kerja. Dilansir dari Indonesia Investments, saat ini jumlah penduduk Indonesia yang di bawah usia 30 tahun ternyata mencapai setengah dari total seluruh penduduk Indonesia. Hal ini menandakan Indonesia akan memiliki penduduk dengan usia produktif yang sangat banyak. Lagi-lagi, yang perlu dikhawatirkan adalah jumlah lapangan kerja yang memadai. Tentunya bukan tantangan yang mudah dihadapi bagi generasi muda. Fenomena ini akhirnya menuntut generasi muda agar bisa lebih terlibat dan berani mengambil tindakan dalam pembangunan ekonomi. Dengan banyaknya generasi muda yang berwirausaha, diharapkan dapat menciptakan budaya kewirausahaan yang kuat yang bisa diturunkan ke generasi lainnya.
Di balik tantangan yang harus dihadapi, generasi muda memiliki potensi yang tersembunyi yang bisa membuat mereka unggul dalam berwirausaha.
Tak lupa juga dengan potensi yang dimiliki. Karakteristik dan potensi yang dimiliki generasi muda sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi saat ini. Dari segi teknologi contohnya, generasi muda adalah generasi yang “melek” teknologi. Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 52 persen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun. Sementara mereka yang berusia diatas 35 tahun hanya mengisi sebanyak 12 persen dari jumlah pengguna internet di Indonesia.
Tingginya penggunaan internet di lingkungan anak muda selain bisa menjadi indikasi kemampuan dalam mengikuti perkembangan teknologi, juga menjadi indikasi keterbukaan pikiran mengingat internet memberikan kemudahan akses berbagai informasi. Kedua hal ini tentunya adalah aset penting yang wajib dimiliki dalam kewirausahaan, terlebih saat ini kita hidup di era globalisasi yang menuntut kita memiliki kedua karakteristik tersebut.
Kreativitas juga menjadi karakteristik unik yang dimiliki anak muda. Tidak sedikit pengusaha muda yang berhasil memanfaatkan kreativitasnya dalam membangun usaha. Nadiem Makarim misalnya, salah satu pengusaha muda yang berhasil memadukan sisi kreatifnya dengan perkembangan teknologi. Nadiem menyediakan jasa transportasi kepada konsumen dengan memanfaatkan internet sebagai platform-nya. Alhasil, usaha yang dia kembangkan sukses dan banyak dikenal masyarakat dengan sesuai nama produknya sendiri yaitu GO-JEK.
Berwirausaha tidak sekedar mencari keuntungan besar, tapi juga memberikan dampak positif ke lingkungan dan masyarakat.
Pada akhirnya, yang membuat wirausaha menjadi sebuah kegiatan yang berarti adalah dampak yang dihasilkannya. Berwirausaha memungkinkan kamu berinteraksi dengan berbagai macam orang dari berbagai macam latar belakang. Dengan kata lain, kamu bisa memperoleh banyak pelajaran dari berwirausaha.
Profit memang menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Namun, dibalik itu terdapat hal yang lebih penting yang menjadi tujuan utama berwirausaha, tak lain adalah pengaruh positif yang diberikan terhadap lingkungan. Hal ini berlaku bagi semua jenis usaha, baik yang kecil maupun yang besar. Layaknya perusahaan GO-JEK yang berhasil membuka lapangan kerja baru dan juga membantu masyarakat memperoleh alternatif transportasi, usaha-usaha kecil menengah di penjuru Indonesia juga memiliki peranan yang sama pentingnya terhadap lingkungan sekitarnya dengan caranya sendiri.
Jadi, sudah siapkah kamu mengerahkan kapasitasmu sebagai anak muda untuk berwirausaha? Sudah siap untuk berkontribusi terhadap perekonomian dan juga lingkunganmu? Jangan ragu-ragu untuk memulainya dari sekarang.