Sabtu, 17 Februari 2018

Usaha Batik Modal Rp 500 Ribu, Dulu Sepi Kini Banjir Rezeki


TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Batik, Ari Bintarti memulai usahanya dengan modal awal Rp 500 ribu dari kantong sendiri.  Pemilik Batik Alsier, Desa Wonorejo, Rungkut, Surabaya ini  mulanya tak bisa membatik. Ibu rumah tangga itu hanya senang menggambar dan menyukai batik. Agen Bandar Q


Kisahnya sebagai pengusaha berawal pada tahun 2008, saat Pemerintah Kota Surabaya memberikan pelatihan batik tulis di kantor Kecamatan Rungkut. Ari adalah satu dari 50 warga Rungkut yang ikut pelatihan itu. “Saya penasaran saja, bagaimana cara membuat batik,” ujarnya kepada Tempo.

Lima puluh warga—kebanyakan ibu rumah tangga—dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan kelurahan. Setahun kemudian, setelah merasa sanggup membuat batik tulis, Ari nekat membikin usaha batik sendiri. Batik Balap namanya, akronim dari Batik Alam Pesisir. “Tapi, karena pas daftar merek kok banyak yang pakai nama ‘Balap’, saya ganti jadi Alsier,” kata Ari.

Sayang, bisnis Ari tidak bisa langsung berlari. Dia masih mengandalkan satu pameran ke pameran yang lain untuk jualan. Tapi kesabaran itu berbuah. Alsier makin dikenal setelah ikut sebuah pameran besar di Jakarta pada 2011. “Pameran membuat produk saya tetap eksis dan bisa menggaet pelanggan baru,” kata Ari.

Firstijanti, pemilik Butik Firta, merupakan salah seorang pelanggan batik Alsier. Butik pakaian khusus batik itu menjadi pelanggan Ari sejak 2013. “Saya dulu pesan beberapa lembar saja, hasilnya kok bagus. Saya coba pesan lagi untuk dibuat seragam,” katanya.

Butik yang berlokasi di kawasan Jambangan, Surabaya, itu biasa menerima pesanan seragam batik tulis. Profil pemesan yang beragam, menuntut Firstijanti, menyesuaikan kemauan dan kemampuan pengorder. Domino 99


BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya