Minggu, 07 Mei 2017

Hanya dengan Berjualan Dodol di Sekolah-Sekolah, Pria ini Sudah Mampu Membeli Rumah dan Kebun

Berkat kegigihan dan jerih payahnya, Udin akhirnya berhasil meraih apa yang dia inginkan meski banyak orang yang memandang sebelah mata

Rejeki setiap manusia pasti lah sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa jauh sebelum kita terlahir di dunia ini. Namun tentu saja ada banyak jalan yang bisa kita lakukan untuk memperoleh rejeki tersebut. Pastinya tidak hanya sekedar mengantongi uang dari hasil usaha saja ya, karena kalau hanya uang tanpa berkah itu namanya sama saja tidak akan berbekas. Maka dari itu kita diwajibkan untuk mencari rejeki yang halal saja.


Mencari yang halal tentu saja adalah hal yang susah-susah gampang untuk dilakukan dan kita juga harus bersabar sampai yang namanya kesuksesan itu menghampiri kita. Seperti pepatah yang menyatakan bahwa yang instan itu tak sepenuhnya baik. Jadi selama yang kita lakukan tidak bertentangan dengan norma maupun agama, terus maju saja. Seperti halnya sosok pria bernama Udin yang sehari-harinya mencari rejeki dengan cara berjualan dodol.

Dagangan dodol Udin sangat kuno namun sangat digemari

Kalau ingin sukses dan meraih impian, tentu harus ada harga yang harus dibayar. Salah satunya kita tidak boleh merasa malu atas usaha kita selama itu halal dan menghasilkan. Meskipun harus bekerja menjadi buruh maupun pesuruh, anggap saja itu adalah proses sebelum menjadi seorang direktur. Sikap percaya diri seperti itulah yang selama ini tertanam dalam diri Udin si penjual dodol. Di tengah maraknya jajanan modern, laki-laki ini justru tetap setia berjualan satu panganan kuno bernama dodol benang.

Bagi sebagian dari kalian mungkin merasa sangat bersemangat saat mendengar nama dodol benang. Lantaran jajanan ini memang termasuk sangat legendaris dan teman setia banyak orang saat kecil beberapa tahun silam. Dodol benang sendiri adalah jenis makanan yang terbuat dari campuran gula putih dan karamel yang masih harus ditambahkan gula. Bentuknya yang seperti benang lah jadi awal mula penamaannya. Cita rasa yang manis dan kesan legendaris inilah yang kemudian membuat dagangan Udin hampir selalu laris dan digemari para pembeli yang mayoritas adalah anak-anak.

Udin sudah berjualan dodol selama 10 tahun

Tidak ada yang menyangka memang bahwa si penjual panganan lawas ini bisa mempertahankan si dodol sampai kurang lebih 10 tahun. Kalau dipikir-pikir sih hebat juga ya bang Udin ini, di kala banyak penjual jajanan kuno yang sudah beralih profesi karena tak lagi digandrungi pembeli, tapi dodol benang ini tetap di hati. Mungkin di sini bisa dibilang bahwa Udin pandai merebut hati pasar. Dia terus menyajikan cita rasa manis yang disukai pembeli ditambah sedikit adonan kenangan untuk para orang dewasa yang ingin bernostalgia masa kecil.

Sejak pertama memutuskan untuk menjadi pedagang, Udin memang konsisten memilih dodol benang dan tidak menambahkan jenis dagangan lainnya. Biasanya Mang Udin menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling di beberapa taman kanak-kanak dan juga sekolah dasar ketika jam istirahat tiba. Namun pria 35 tahun ini sering sekali ‘mangkal’ di daerah SDN Cijujung 3 di Sukaraja, Bogor.

Si dodol benang sudah memberi Udin rumah serta kebun

Bisa dibilang bahwa Udin bukanlah sosok laki-laki yang neko-neko. Hal ini bisa dilihat dari betapa sabarnya dia harus berjual berkeliling ditengah teriknya Bogor hanya untuk mendapatkan uang yang akan diberikan pada keluarga kecilnya. Saat ditanyakan mengenai jumlah pendapatan sehari-hari, Udin hanya berkata bahwa hasil berdagang dodol benangnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan juga keluarga.

Bahkan hebatnya lagi dia sudah mampu membeli rumah serta kebun di kampung halamannya. Sulit dipercaya memang bagaimana bisa hasil berjualan makanan di depan sekolah bisa menghasilkan kebun dan juga rumah. Namun kegigihan Udin seakan bisa menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut. Pria ini mengaku bahwa sebenarnya ada banyak sekali orang di lingkungannya yang memandang pekerjaan sebagai penjual dodol dengan sebelah mata.
Tapi pria ini terus maju tanpa kenal lelah hingga akhirnya mendapat berkah dari hal yang diremehkan banyak orang itu. Bohong rasanya bila dibilang Udin tidak menemui kendala selama berjualan. Meskipun menurutnya dodol yang dibawa terkadang tidak habis bila masa libur sekolah dan puasa, namun dia tetap bisa bersyukur atas perolehannya sampai saat ini.
Perjalanan Udin ini seakan mengingatkan kita bahwa memang manusia diberi kebebasan untuk mencari rejeki. Namun bila memang kita ingin berhasil, kuncinya adalah percaya diri dan juga sabar. Kita tidak perlu memusingkan pendapat kanan kiri mengenai usaha kita karena yang harus dilakukan hanya bersyukur. Bila kita bisa memaknai setiap tetes keringat jerih payah tersebut, maka percayalah bahwa masa depan yang baik akan menghampiri kita nanti. Dewa Poker