Jangan sampai uang yang selama ini kita tabung tidak berarti apa-apa di masa depan!
Pernahkan kamu berpikir untuk membeli barang impianmu di masa depan dengan uang hasil jerih payah kamu sendiri? Ya, jawabannya pasti pernah. Sebagai manusia, kita pasti ingin adanya peningkatan taraf hidup di masa yang akan datang,
Contohnya, kita ingin membeli rumah seharga Rp 1 miliar, atau mobil baru seharga Rp 200 juta, atau liburan keliling dunia yang menghabiskan biaya hingga ratusan juta. Namun, bagaimana cara kita untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi mendapatkan barang impian kita tersebut? Kebanyakan orang berpikir untuk mengumpulkan uang dengan cara menabung. Apalagi, sejak kecil kita selalu dinasehati oleh orang tua kita untuk menyisihkan sebagian uang jajan kita untuk ditabung. Katanya, sih untuk bekal masa depan kita.
Hingga saat ini pun kita pasti suka menyisihkan sebagian uang dari penghasilan untuk ditabung di bank. Itu benar, terlebih lagi bank juga memberikan bunga beberapa persen yang dapat menambah jumlah uang kita dalam tabungan.
Namun, tahukan kamu, bahwa nilai uang saat ini dan di masa yang akan datang akan berbeda, dan cenderung akan berkurang. Hal ini merupakan teori dari time value of money, yang artinya nilai uang (rupiah) pada saat ini akan lebih berharga dari pada nilai uang di masa yang akan datang. Contohnya, jika saat ini kita menabung sebesar Rp 1 juta dan dapat membeli 10 potong baju, mungkin dalam kurun waktu sepuluh tahun dari sekarang, dengan uang uang yang sama hanya dapat membeli baju sebanyak 7 potong.
Sama halnya dengan semangkuk bakso yang saat kita kecil dapat dibeli hanya dengan mengeluarkan uang sebesarRp 3000. Tetapi saat ini kita harus merogoh kocek lebih dalam dengan pengeluarkan hingga sebesar Rp 15.000.
Pada umumnya, orang-orang tidak menyadari adanya perubahan nilai uang seperti itu. Sebabnya adalah peningkatan harga untuk barang yang sama umumnya meningkat secara sedikit demi sedikit, sehingga kita tidak merasakan adanya perbedaan yang nyata antara harga barang saat zaman dulu dan sekarang. Adanya peningkatan harga-harga ini juga disebabkan oleh adanya inflasi.
Apa sih inflasi itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inflasi merupakan "kemorosotan nilai uang karena banyaknya atau cepatnya uang beredar, sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang". Jadi, secara sederhana, inflasi menyebabkan meningkatnya harga barang dari tahun ke tahun.
Jika kita hanya mengandalkan pengumpulan dana simpanan dengan cara menabung, akan sangat sulit bagi kita untuk dapat merealisasikan barang-barang impian kita di masa depan. Sebabnya jelas, pertumbuhan inflasi lebih tinggi daripada peningkatan bunga bank yang diberikan.
Misalnya, kita menabung dengan bunga bank 2% per tahun, tetapi kenaikan inflasi dalam setahun adalah 4%, maka jumlah uang kita bukannya bertambah setiap tahun, tetapi berkurang sebesar 2%. Jika kondisinya begini, uang yang sudah kita kumpulkan tidak akan memberi nilai berarti di masa depan. Sebab, saat kita akan membeli barang impian kita dengan target harga saat ini, di masa depan barang tersebut sudah naik harganya. Jadi gimana dong? Masa sudah susah-susah mengumpulkan uang bertahun-tahun, tetapi barang yang sudah diimpi-impikan tidak dapat terbeli juga?
Mulai berinvestasi dari sekarang.
Tenang kawan-kawan, ada solusi yang dapat melawan inflasi ini, yaitu dengan cara berinvestasi. Ada berbagai macam cara untuk berinvestasi, mulai dari membangun usaha sendiri, membeli properti, atau membeli saham perusahaan. Bagi masyarakat yang kurang mengerti tentang dunia ekonomi dan bisnis seperti ini, lebih memilih untuk berinvestasi dengan cara membuat deposito atau membeli emas, karena biasanya deposito menawarkan bunga yang cukup tinggi (lebih tinggi dibandingkan persentase kenaikan inflasi) dan harga emas pun biasanya akan terus naik setiap tahunnya.
Namun, investasi yang lebih banyak memberikan keuntungan bagi kita adalah dengan membeli obligasi negara ritel (ORI) atau membeli saham. Apa itu ORI? ORI merupakan surat utang (obligasi) yang dikeluarkan oleh negara dan dijual kepada individu dengan jumlah minimun tertentu. Biasanya dana dari obligasi negara digunakan untuk membiayai anggaran negara, seperti untuk membangun infrastruktur negara. Jadi, mengapa tidak kita turut membantu negara kita sendiri dengan berinvestasi melalui ORI? Selain itu, ORI juga merupakan investasi yang memiliki resiko yang sangat kecil, sehingga besar kemungkinan kita bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.
Bagaimana dengan saham? Sebenarnya investasi di saham itu seperti apa sih? Secara sederhana, dengan membeli saham suatu perusahaan, kita dapat diartikan sebagai bagian dari pemilik perusahaan tersebut, karena terdapat uang kita didalamnya.
Nah, bagaimana cara kita mendapat keuntungan dari sana? Uang yang kita tanamkan pada perusahaan dengan membeli saham, akan digunakan untuk kegiatan perusahaan serta mengembangkan perusahaan. Jika performa perusahaan baik, keuntungan perusahaan akan meningkat, dan dari sana para pemegang saham akan mendapatkan dividend atau bagi hasil dari keuntungan perusahaan.
Dengan begitu, saham juga bisa memberi keuntungan yang tinggi, bahkan paling tinggi di antara jenis investasi lainnya. Namun, terkait dengan investasi di saham, kita juga perlu memperhatikan faktor risiko yang dapat kita hadapi jika salah memilih perusahaan yang sahamnya akan kita beli. Jika kita membeli saham dari perusahaan yang performanya buruk, bukan tidak mungkin uang yang kita tanamkan pada perusahaan mereka malah akan berkurang bahkan bisa jadi habis. Loh kok bisa? Ya bisa saja, jika perusahaan tersebut bangkrut.
Tapi jangan takut kawan-kawan, bagi calon investor pemula, kita bisa mencoba berinvestasi melalui reksadana. Melalui reksadana, kita tidak perlu ambil pusing untuk menentukan perusahaan mana yang akan kita beli sahamnya. Dengan reksadana, kita hanya perlu menitipkan uang kita kepada lembaga profesional terpercaya yang akan membeli saham dengan uang kita. Jadi, selanjutnya merekalah yang akan mengelola modal yang sudah kita investasikan.
Selain itu, berinvestasi dengan reksadana juga membutuhkan dana yang lebih sedikit dari pada membeli saham secara langsung. Mulai dari Rp 100.000 di awal, kamu sudah dapat berinvestasi melalui reksadana. Tapi jangan lupa, sebelum memulai berinvestasi, kamu juga harus mempelajari dulu berbagai macam bentuk reksadana, jangan sampai terjerumus pada investasi bohong-bohongan atau pun malah menitipkan dana pada lembaga yang tidak memiliki izin
Jadi, apakah kamu sudah menentukan jalan untuk kehidupan mu yang nyaman di masa depan? Yuk, tentukan pilihanmu sekarang, tetap hanya menabung atau mulai berinvestasi? Aduq