Senin, 02 Oktober 2017

Jokowi Bagi-Bagi Beasiswa buat Jadi Barista dan Ahli Kopi


Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan 10 beasiswa bagi generasi muda yang serius menjadi barista maupun petani kopi. Beasiswa ini diberikan karena Jokowi mengaku miris melihat Indonesia yang kekurangan sekolah untuk mencetak para barista andal dalam meracik kopi.  Bandar Poker terbaik

"Kita punya kebun kopi 1,16 juta hektare (ha), tapi tidak ada sekolah kopi. Kita punya lahan kelapa sawit 13 juta ha, tapi tidak ada sekolah sawit," ujar Jokowi saat acara Ngopi Sore Bareng Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat Minggu (1/10/2017).

Menurutnya, penting untuk menyediakan sekolah kejuruan, termasuk politeknik maupun universitas yang khusus memberikan kompetensi para proses penanaman sampai pengolahan produk-produk pertanian andalan Indonesia, termasuk komoditas kopi.

"Saya siapkan beasiswa 10 orang. Mau sekolah barista atau menanam kopi, atau fokus pasca panen, yang penting berkaitan dengan kopi. Silakan bertemu dengan Pak Teten (Kepala Staf Kepresidenan) atau Pak Triawan (Kepala Bekraf)," jelasnya.

Jokowi membagikan beasiswa bukan tanpa alasan. Pasalnya, salah seorang Barista terbaik Indonesia, Joshua alias Pepeng mengaku, belajar meracik kopi atau sebagai barista karena terpaksa lantaran membuka kedai kopi.

"Tapi kalau menurut saya kebanyakan yang lebih cepat untuk mempelajari kopi adalah mereka yang sudah dibimbing di sekolah-sekolah bagus dan tersertifikasi," tuturnya.

Kata Pepeng begitu panggilan akrabnya, ada beberapa sekolah barista cukup bagus di Indonesia, namun biasanya di kafe seperti Anomali, dan lainnya yang fokus memperlajari cara meracik kopi yang baik dan benar.

"Tapi sekolah barista di luar negeri banyak, seperti di Amerika Serikat (AS), Eropa, tapi susah dijangkau untuk orang-orang," katanya. Poker online

Dia mengungkapkan, rata-rata barista di Indonesia berumur 18 tahun sampai maksimal 25 tahun. "Masih muda, mereka biasanya baru lulus dari SMA. Mereka inilah yang harus lebih diedukasi mendalam dan sederhana, dan memberikan pemahaman bahwa ini bukan pekerjaan biasa, tapi bisa jadi jenjang karier hidup mereka ke depan," tukas Pepeng.